ADUHAI
Setangkai bunga indah,
semerbak harum mewangi ,
ku selipkan di dalam janji kita.
sekuntum pelangi warnai bunga cinta antara kita.
resahku menelan resahmu,
hasrat ku menyala seperti api cintamu,
cintamu membara laksana hasratku yg berkobar,
rinduku membelai rindumu,
rindumu mengusap imajiku,
sayangmu membujuk sayangku yang selalu mengusap kasihku...
jiwaku menyatu dalam jiwamu,
membumbung tinggi ke angkasa membawa sejuta asa
ke puncak singgasana bahagia
COBA
COBA KAU DENGARKAN KICAUAN MERDU BURUNG2
YANG MENYAMPAIKAN PESAN RINDUKU UNTUKMU,
SAAT MENTARI MEMBUKA PINTU PAGI,
MAKA KU HARAPKAN KAU MEMBALAS SALAM RINDUKU ITU PADA ANGIN SEPOI-SEPOI AGAR KU DAPAT RASAKAN LEMBUT BELAIAN RINDUMU ITU DI BENAK KU...
= JILBAB =
masih setia kah kau dengan jilbab mu itu,
manakala bikini dan busana ’ u can see’ di mall-mall,
supermarket-supermarket merobek-robek matamu .
Masih kokoh kah nilai istiqomah mu itu
dengan jilbab putih tatkala amoy-amoy melenggang-lenggok pamer body di depan mata mu,
membuat mata mu merah memanas seperti dipercik api ...
KALAU
Kalau bukan karena cinta,
mungkin sudah ku cabik-cabik rasa sayang yang pernah kau usap kan di hasratku,
kalau bukan karena cinta,
mungkin sudah ku kubur kau bersama masa lalu ku yang kusam
KALUT
=Luntur =
Jika bunga-bunga cinta telah gugur daun nya dr taman hatimu,
maka patah kan saja aku seperti kau patah kan ranting di pohon itu...
Kulihat senyum melati mekar di bibirmu,
ingin ku petik, maka izinkanlah walau sesaat,
agar bisa ku rasakan harum nya.
MASIH
Masih saja senja temaram ini yg ku telan,
sedangkan bayangan mu kian lama kian buram saja di benak ku,
hingga malam yg gelap ini tetap saja gelap bahkan semakin gelap
walau rembulan bersinar terang,
dan akhirnya rindu yang ku pendam larut dalam perut malam .
BIARKAN
Biarkan lah hujan membasahi hati kita malam ini,
sebab anggur cinta yang kita reguk selama ini perlahan sudah mulai kering dan layu.
Sementara ladang asmara yang kita tanam,
dilanda kemarau rasa jemu yang selalu menerjang .
RINDU
Diantara hiruk pikuk kota yang mengepung hari,
diantara deru debu siang di kota ini yg senantiasa menggigigit resahku, dimana dirimu kasih, masih mekarkah rindumu itu atau iya kian layu, tak usah kau tanya rinduku,
karena rinduku telah menjadi album puisi yang hampir kusam.
JIKA
Jika saja gemerlap malam ini kau simpan jadi album puisi,
maka kau kenangkanlah kembali kisah-kisah asmara yang pernah kita reguk bersama,
untuk kita buka kembali nolstalgia haru biru itu nanti,
saat usia kita mulai senja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar