Kamis, 15 Juli 2010

= CORETAN DINDING BERISI CARUT MARUT REFLEKSI BENCANA BBM DAN TDL PLN =



aduhai celaka nian nasib kami rakyat kecil ini...
hitam Legam jiwa raga kami

selalu saja tertindas dan teraniaya
terpuruk dan dihantam duka....
oggguhhhhh.....
alangkah celaka nya, selalu saja sengsara...
celakaaa...
celakaa...

kemana lagi kami harus Berteriak
teriak kami tak lagi ada suara
hilang dimakan ditelan bencana

baru saja kemarin saudara-saudara kami di terjang bencana, ditelan gempa,
dihantam longsor dan tsunami
meluluh lantak kan rumah , menenggelamkan sawah, ladang , juga kampung halaman
dan menenggelamkan masa depan serta sisa sisa harapan...

Baru kemarin rasa nya kami menumpah kan air mata dan darah menjadi nanah
bencana demi bencana datang silih berganti tak pernah henti...
kami yang sudah kehilangan setengah jiwa kami
juga kehilangan setengah hidup kami,

wahaiii kau para penguasa , pemimpin pemimpin kami....
lihat lah nasib anak anak bangsa...
coba dengar jeritan kami jangan asik bicara sendiri
dengar kan keluh kesah kami

'tarif dasar listrik naik, subsidi BBm dicabut dan dikurangi'
'birokrasi masih saja berbelit-belit, semua urusan bisa selesai asal ada duit'

harga beras melambung,sedangkan kami tak punya lumbung
harga cabe meroket, hidup kami jadi kepepet
harga minyak membumbung (bahkan minyak tanah sering langka sulit ditemukan),
membuat kami jadi linglung
harga sandang dan pangan meninggi, kami tak sanggup membeli
kami merasa seperti tak mampu lagi berdiri menatap masa depan kami

ouhhhhh...celaka 12...celaka 12
ampunnnnnnnnnnn....
ampunnnnnnnnn...
kami tak sanggup lagi memikul derita...
ampunnnnnnn...

wahaiiiii penguasa yang menguasai hidup kami
dimana hati nuranimu,??  apakah sudah ditumbuhi benalu...?

kepada siapa lagi kami harus menyampaikan keluh kesah, duka lara kami
keluh kesah kami tak lagi bergema,
terbentur tembok2 birokrasi
terbentur ambisi para pemimpin yang asik duduk dikursi tahta
yang sibuk memikirkan ambisi dan periuk nasi sendiri

ouuhhhh celaka nyaaaaaa
ouhhhhh derita bencanaaaa ....

wahai para pemimpin kami yang kata nya bijaksana ,
jangan lah menjadi lalim dan zalim seperti tsunami yang tak kenal ampun dan tak peduli ....
lihatlah kami yang terpuruk dan akhir nya perlahan mati....
apakah kami harus menjadi sampah revolusi
menjadi korban reformasi ekonomi dan rumit nya birokrasi
wahai para pemimpin kami
jangan jadikan kami korban pemegang pelaku ekonomi
lihatlah kami yang terpuruk dan akhir nya perlahan - lahan mati....
lihat lah...
Airmata kami telah menjadi darah, telah menjadi nanah
lihat lah kebawah...
lihat laaaaaaaaaaaaaaah...

jangan menutup mata dan telinga
lihat lah....!
lihat lah...4x
jangan biarkan lagi kami dililit derita

PASAR SASTRA SWALAYAN
15 Juli 2010
by : SYAHRIAL DOMO ( bintang kejora )