Minggu, 25 Juli 2010

SAJAK TAUFIK HIDAYAT

Sajak-sajak Taufik Hidayat
6 Juni 2010

pengakuan dosa


ingin ku memelihara hati
pada ijab yang telah diucap
namun jiwa merana
roh pun datang menyiksa
 
sudah kusambut luka dengan ketawa
kusimpan dalam syair dan nada
dikau adalah lagu pada rentak yang sumbang
tak seirama 
memang

inilah waktu yang kunanti
maka aku serahkan dosa
dan ketika detik-detik merayap
dijadikan senjata pada massa yang ditadah

aku adalah nista yang ingin sujud
aku adalah jiwa yang ketakutan
aku ingin mengantar cahaya pada janji
manusia


kepada jiwa


sebelum angin menghembus debu
jiwa yang menghadap ke sebelah petang
sambutlah jasad sebelum lalat terbang
sebab
ada layar hidup dai lafas subuh

kepada jiwa
kusajikan diri
kepada jasad
kupersembahkan roh

ditelapak tangan yang nyilu
menari-narilah jiwa
berdendanglah diri
berdendanglah jasad
bernyanyilah roh

kepada jiwa yang tak ber-diri
kepada jasad yang tak ber-roh
hukumnya angin
pasti menghembus debu


mentafsir dusta


jangan kau serahkan sayang
karena sayang aku berdusta
seandainya tak ada sayang
maka bertaburlah cinta

di perjalanan dusta kita dipertemukan
menyemai rasa menuai rindu
ingin bertanya pada waktu
tapi detik-detik yang dilalui 
berbancuh indah untuk dinikmati

pada usia 
kenapa kita ingkar janji
berlindung dalam kebenaran yang maha sayang
maka
kalau bisa hapuskan huruf janji
hingga aku tak lagi mentafsir dusta


menikmati mati


pada tangis awal yang kupersembahkan
maka janji itu sudah terikat
di bawah cahaya aku merangkak
berhenti di persimpangan usia yang gelap

karena waktu sudah kukhianati
jibril kejemput dengan kompang
kematian pun tersenyum pada tengkah sungguh tak ada siksa
aku senyum menikmati hela yang ditangisi

seperti pada janji tangis tadi
bukan kematian yang kutakuti
maka
jangan ingkari janji dengan hidup yang tak mati-mati



Taufik Hidayat adalah Ketua Harian Dewan Kesenian Kota Pekanbaru (DKKP). Di dunia seni, dia lebih banyak menggeluti dunia musik dan dikenal dengan nama Atan Lasak. Sedangkan di dunia sastra, puisi dan cerpennya sudah dimuat di sejumlah media lokal seperti Batam Pos dan Harian Lantang. Sehari-harinya dia bekerja sebagai wartawan di Riau Pos Grup. Bermastautin di Pekanbaru.
 
dikutip dr koran riaupos 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar